MenelaahAspek-Aspek dalam Reading (Kusherdiyanti Haeri 10535615714) by Kusherdiyanti Haeri. (Skripsi) Hubungan Membaca Kritis Dengan Kemampuan Memahami Isi teks tanggapan kritis (uji coba MTsN Pandeglang II Labuan)..docx. by Mohamad Hidayat Muhtar, SH,. MH.
Unsurintrinsik dalam puisi terdiri dari beberapa unsur yakni, diksi, amanat, imajinasi, tema, gaya bahasa, emosi, intonasi (nada) serta rima. Setiap karya sastra mempunyai unsur pembentuknya, yang didalamnya merupakan unsur intrinsik. Berikut merupakan unsur intrinsik puisi dan penjelasannya. Jenis Unsur Intrinsik Puisi
1 balada adalah puisi berisi kisah/cerita. 2. himne adAlah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. 3. ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa. 4. epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. 5. romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. 6. elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis
Jawaban#1 untuk Pertanyaan: unsur intrinsik yang dominan dalam cuplikan hikayat syaiful yazan tersebut adalah . tema,latar,sudut pandang,penokohan,realitas kehidupanmaaf jika salah. Sekian tanya-jawab mengenai unsur intrinsik yang dominan dalam cuplikan hikayat syaiful yazan tersebut adalah, semoga dengan ini bisa membantu menyelesaikan
Dalamkaitannya dengan stilistika pada puisi dimasa penjajahan jepang (1942-1945) penulis melihat ketertarikan dengan sejarah kesastraan dan perkembangan gaya bahasa yang dimiliki oleh puisi terutama pada tahun (1942-1945). Dari penulisan sebelum-sebelumnya penulis menemukan sebuah tulisan yang hanya menganalisis unsure-unsur puisi yang
Puisi(itu) masih taat pada tipologi, tapi majas di sana dihadirkan ke dalam unsur alur seperti dalam teks naratif, dan alur, bukanlah alur yang berumpu pada peristiwa dan jalinan peristiwa seperti dalam dunia prosa, dan puisi, bukanlah karya seni tanpa beralur, tapi alurnya puisi adalah balok-balok benda yang ditautkan, dalam kesan seorang
Pertama bahwa sastra adalah teks-teks yang dipergunakan dalam situasi komunikasi, yang diatur oleh suatu lingkungan kebudayaan tertentu. Kedua, mengacu sastra barat, khususnya drama dan teks cerita, teks sastra dicirikan dengan unsur fiksionalitas di dalamnya. Ketiga, bahan sastra diolah secara istimewa. Ada yang menekankan ekuivalensi, ada
ØUnsur-unsur yang membangun puisi dari dalam adalah : 1) Tema (Sense) Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan oleh penyair melalui puisinya. Contoh tema puisi antara lain : Ketuhanan, Kemanusiaan, Kepahlawanan, Cinta Kasih, Pendidikan, Persahabatan, Penderitaan, dll. - Langkah menemukan tema puisi, yaitu : 1) Membaca puisi berkali-kali
Unsurinternal puisi adalah elemen yang terkandung dalam puisi dan mempengaruhi puisi sebagai karya sastra. Ini termasuk unsur-unsur penting puisi: diksi, gambar, ucapan, suara, sajak, ritme dan tema.
Kepentinganpantun budi kepada masyarakat Melayu. Nasihat. Pantun budi bertujuan memberi nasihat secara halus berkaitan dengan kebaikan dan budi. Budi menjadi kepentingan utama dalam masyarakat. Segala kebaikan dan jasa perlu disanjung dan dikenang. Emas dan harta masih boleh dibayar tetapi budi akan terpahat dalam hati dan lama dikenang.
fLr5ksh. berisi makalah mengenai analisis sebuah puisi dengan judul Cermin 1 ka...CourseAcademic year 2021/2022CommentsStudents also viewedProfessional dalam Pendidikan InformalPembelajaran Informal Ditempat Kerja dan UsahaPerspektif Pendidikan Informal 2Pembelajaran Informal di KeluargaPembelajaran Informal Dalam Pembelajaran ODPembelajaran Informal DI Lingkungan, Komunitas DAN OrganisasiRelated documentsPemanfaatan Pembelajaran Informal Melalui Media Massa, Media Sosial Untuk Belajar, Bekerja dan BerwirausahaKonsep dan Karakteristik Pembelajaran InformalMendesain pembelajaran informal, peningkatan kualitas dan kemampuanTugas Kuliah Manajemen SDM Kerangka Kerja MSDMNaufal Resume BioinformatikaRangkuman Diskusi 11, 12, 13, 14Preview textANALISIS MAKNA TANDA PUISI “CERMIN 1” KARYA SAPARDI DJOKODAMONO DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKADosen Pengampu Rahmah Purwahida. S.,M Hestiyani Parai, Oleh Dinda Aulia Ramadhani 1201619029Makalah yang Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah Kritik SastraPRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2022KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah kritik sastra yang berjudul “Analisis Makna Tanda Puisi “Cermin 1” Karya Saparddi Djoko Damono Kajian Kritik Sastra”. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal, terstruktur, dan sistematis serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terkait, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah pembuatan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kritik Sastra, Ibu Rahmah Purwahida S., M dan Ibu Hestiyani Parai M yang telah membimbing penyelesaian berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, besar harapan penulis akan adanya kritik dan saran untuk perbaikan laporan makalah yang akan penulis buat pada masa yang akan datang. Akhir kata, saya harap apa yang saya tulis dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri selaku penulis, bagi pembaca, dan juga bagi masyarakat umum. Terima Februari 2022Dinda Aulia RamadhaniBAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangSastra merupakan suatu karya yang mengandung struktur seni. Sastra juga diartikan sebagai ekspresi jiwa manusia yang mampu memberikan rasa indah dan melahirkan rasa kagum bagi orang yang menikmatinya, tetapi sering kali karya sastra itu tidak mampu dinikmati dan dipahami sepenuhnya oleh sebagian masyarakat Mulasih, 201752. Karya sastra adalah bentuk dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati serta diapresiasi. Pada setiap penulis memiliki metode dalam mengemukakan gagasan serta gambarannya untuk menciptakan efek tertentu untuk pembacanya. Sastra serta kehidupan adalah sesuatu keterpaduan yang silih memenuhi, sebab sastra hidup dalam jiwa manusia serta manusia memerlukan sastra dalam menuangkan buah pikirannya. Salah satu bentuk penulis sastra ingin menciptakan karya dengan gaya serta metode mereka masing-masing, serta hasil pemerolehannya tentu berbeda. Umumnya seseorang pembentuk karya sastra cenderung ingin membuat suatu karya dari hasil energi pikiran mereka, terlebih lagi banyak karya yang terbuat dari suatu yang dialaminya serta yang lalu. Salah satu dari pemerolehan pemikiran sastra dapat berupa puisi. Puisi adalah ungkapan dari yang dirasakan baik oleh perasaan ataupun oleh imajinasi yang ditulis oleh penulis dan dapat diperoleh dari golongan insan. Puisi merupakan sesuatu karya sastra yang ekspresif serta pemikiran, umumnya puisi di informasikan dengan bahasa yang indah. Puisi pula diucap sebagai karya sastra yang sangat unik sebab terbentuk dari renungan terdalam puisinya untuk memahami maknanya pembaca harus menghubungkan puisi dengan riwayat pengarang serta kondisi yang menjadi konteks penciptaan karya Fatimah, Sadiah & Primandhika 2019. Puisi ialah karya sastra yang didalamnya memiliki suatu interpretasi kehidupan yang sudah sukses dilalui penulis baik yang nampak ataupun yang tidak. Hingga dari itu puisi dikatakan sebagai wujud dari suatu pikiran serta perasaanpenyairnya terhadap kenyataan kehidupan. Puisi yang di informasikan penyair sudah diperindah dengan bermacam wujud majas, style bahasa serta anggapan yang dapat menyentyh hati pembacanya secara lebih dalam. Menurut Asriningsari & Umaya 2010 karya sastra tidak hanya dilihat dari unsur pembangunya saja, puisi juga memiliki makna, simbol dan tanda-tanda yang mewakili dalam setiap penyampaian sebuah karya sastra. Begitu pun pernyataan Fanani 2013 bahwa segitiga saussure meletakan tanda-tandanya sebagai alat komunikasi manusia dalam bentuk penanda dan petanda. Menurut Isnaini 2017 pendekatan semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, sistem, dan proses penggunaan tanda. Dengan istilah lain, bahwa semiotika menjelaskan tentang sistem- sistem, aturan-aturan dan tanda-tanda yang memiliki arti. Semiotika termasuk dalam pendekatan yang memiliki fungsi untuk menelaah makna dan pesan pada sebuah puisi. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menganalisis puisi “Cermin 1” karya Sapardi Djoko Damono. Pada makalah ini, untuk menganalisis puisi tersebut penulis fokus terhadap garis besar dalam analisis semiotik yaitu memberi tanda dan yang ditandai. Dengan menganalisis puisi menggunakan kajian semiotik, penulis juga dapat mengetahui makna dan pesan yang tersirat dari puisi tersebut yang memisahkan tanda dan penanda suatu karya milik Sapardi Djoko Kajian TeoriA. Hakikat Puisi Secara umum karya sastra terbagi menjadi tiga jenis, yaitu prosa, drama dan puisi. Waluyo 2002 1 mengungkapkan bahwa puisi merupakan karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Selain itu, puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna Pradopo, 2012 menjelaskan bahwa puisi itu merupakan karangan yang terikat oleh; banyaknya baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, serta memiliki rima dan irama. Sedangkan penyair romantik seperti Samuel Taylor Coleriedge mendefinisikan puisi yang kemudian dijabarkan Pradopo, 2012 sebagai kata-kata yang terindah dalam susunan terindah, penyair memilih kata-kata yang tepat dan disusun dengan di baliknya dan bukan `merupakan tanda itu sendiri Wahjuwibowo, 2018 9. Kajian yang digunakan untuk menganalisis puisi “Cermin 1” merupakan analisis semiotik. Pradopo 2010 mengatakan, analisis semiotik berhubungan dengan lapangan tanda, yaitu pengertian suatu tanda. Dalam penafsiran ciri, terdapat 2 yang difokuskan, ialah wujud tanda dapat disebut jugga dengan penanda signifier ataupun suatu yang menandai serta makna ciri yang nerupakan petanda signified ataupun yang ditanda. Tujan Penelitian Berdasarkan rumusan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis makna dan tanda yang ada pada puisi “Cermin 1” karya Sapardi Djoko Damono berdasarkan pendekatan semiotika Sastra BAB IIHASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil kajian analisis pada puisi Cermin 1 tersebut mengandung makna yang sangat dalam. Oleh karena itu, penulis melakukan analisis makna menggunakan pendekatan semiotika untuk mengetahui makna puisi yang sebenarnya, berikut ini hasil kajian semiotika pada puisi Cermin Analisis Semiotika Puisi Cermin 1 Karya Sapardi Djoko DamonoCERMIN 1Sapardi Djoko Damono Cermin tak pernah berteriak; Ia pun tak pernah meraung, tersedan, atau terhisak, Meski apa pun jadi terbalik di dalamnya; Barangkali ia hanya bisa bertanya Mengapa kau seperti kehabisan suara? kajian analisis semiotik pada puisi “Cermin 1” dapat dilihat bahwa puisi tersebut menyatakan secara tekstual, cermin hanya menunjukkan wujud, bukan menyuarakan melalui ungkapan. Sapardi menghubungkan antara pemberi tanda dan yang ditandai dengan cara menggambarkan setiap manusia harus mengintrospeksi diri, hal itu terlihat dari makna puisi tersebut yaitu bayangan manusia pada cermin tidak mampu melakukan apa-apa. Namun seseorang dalam bayangan seperti itu dapat bersikap sebaliknya. Maka, bayangan dalam cermin dapat mengintrospeksi dirinya karena bayangan tidak mungkin melakukan perbuatan buruk, bayangan itu hanya mampu terdiam sebagai petanda signified, dengan cermin penandanya signifier. cermin tak pernah berteriak;Makna pada larik keempat dan kelima, cermin digambarkan seperti halnya manusia. Hal tersebut ditandai dari pernyataan sebuah cermin yang mungkin bisa bertanya kepada sesuatu atau benda yang berada di hapadan cermin. cermin hanyalah menunjukan wujud, bukan menyuarakan. Ia tidak mampu melarang sesuatu yang cermin tidak suka jika benda tersebut ada di hadapannya, melainkan hanya menunjukkan sesuatu, tanpa mengatakan apa pun. Sapardi membuat hubungan antara penanda dan petanda dengan cara menggambarkan setia manusia harus mengintrospeksi diri, hal ini dapat dilihat pada puisi yang diibaratkan bayangan manusia dengan ketidak berdayaannya melakukan penjabaran di atas Sapardi dalam puisinya menggambarkan cermin itu adalah manusia, begitu pula ketika benda mati tersebut dihidupkan pada puisi melalui majas personifikasi. larik-larik di atas menggambarkan cermin yang pada dasarnya merupakan benda mati, di gambarkan sebagai benda hidup yang dapat melakukan aktivitas separti makhluk hidup pada umumnya. Tanda dan penanda dalam puisi ini menyiratkan makna mendalam, tentang sebuah makna cermin, sebagai benda mati yang seakan IIIPENUTUP3. KesimpulanBersumber pada hasil analisis semiotik puisi “Cermin 1” bisa disimpulkan jika puisi tersebut erat kaitan maknanya dengan tema moral. Pada ulasan puisi“ Kaca 1” karya Damono, 1994 ini, menampilkan walaupun tidak mengatakan apapun, kaca senantiasa memperlihatkan cerminan semacam aslinya, apa adanya. Apa yang nampak di dalam serta di luar kaca seperti itu kejujuran. Keutamaan moral itu memerlukan proses melalui pembelajaran dalam makna yang universal, yang butuh ditegaskan bukan cuma mengenai belajar untuk sanggup mengungkapkan kata-kata namun pula belajar untuk dapat mengendalikannya. Belajar untuk bicara yang penting, bukan yang penting bicara. Lebih dari itu belajar untuk diam, berhening, berefleksi, bermeditasi, berkontemplasi. Inilah pesan lain dari puisi “Cermin 1”. Hal yang dapat dimengerti dari larik 4 serta 5 ialah kaca hanya dapat diam tanpa bersuara. Sapardi menghubungkan antara yang ditandai dengan yang menandai dengan metode menggambarkan bayangan pada kaca bisa digunakan selaku perlengkapan mengintrospeksi dirinya sebab bayangan tidak hendak melaksanakan sesuatu perbuatan kurang baik. Bayangan hanya terdiam pada kaca selaku petanda signified, dengan kaca penandanya signifier.Nurjannah, Y. Y., Agustina, P. A. C., Aisah, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Makna Puisi “Tuhan Begitu Dekat” Karya Abdul Hadi Wm Dengan Menggunakan Pendekatan Semiotik. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 14, Y. V., & Widowati, W. 2017. ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA WS RENDRA PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE. Caraka, 3 2, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Semiotik Dalam Puisi “Hatiku Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 13, R. D. 2012. Pengkajian Puisi 13th ed.. Gadjah Mada University PressPribadi, B. S., & Firmansyah, D. 2019. Analisis Semiotika pada Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2 2, I. S. 2021. ANALISIS KAJIAN SEMIOTIKA DALAM PUISI CHAIRIL ANWAR MENGGUNAKAN TEORI CHARLES SANDERS PIERCE. SEMIOTIKA Jurnal Komunikasi, 15 1.Saptawuryandari, N. 2017. Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar. Kandai, 91, NR, Rismawati, R., & Priyanto, A. 2019. Analisis semiotik pada puisi perjalanan ke langit karya Kuntowijoyo. Pembebasan Bersyarat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 2 4, M. H., & Thohir, M. 2020. Analisis Makna Puisi “Aku Melihatmu” Karya KH Mustofa Bisri Kajian Semiotik Michael Riffaterre. Jurnal Humanika, 7 2.Siagian, B. A., Nainggolan, D. M. F., & Sitorus, P. J. 2021. KAJIAN SEMIOTIKA PUISI- PUISI PENGAGUM RINDU OLEH M. HANFANARAYA. Jurnal Suluh Pendidikan, 9 2, K. A. 2019. Kritik Sastra dan Implementasi Pengajaran. Pujangga, 4 1, RM, Sobari, T., & Wuryani, W. 2021. Analisis Makna Pada Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono Menggunakan Pendekatan Semiotika. Pembebasan Bersyarat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 4 1, G., Wikanengsih, W., & Kartiwi, Y. M. 2020. ANALISIS SEMIOTIKA PADA PUISI “PELAYARAN TUHAN” KARYA AFRIZAL MALNA. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3 1, K. W., Beding, V. O., & Susanti, Y. 2016. Analisis Struktur dalam Kumpulan Puisi Karya Sapardi Djoko Damono. Jurnal Kansasi, 11
Unsur fisik puisi merupakan sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Unsur fisik puisi diantaranya Diksi adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Imaji adalah unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia. Kata kongkret merupakan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Gaya bahasa atau majas adalah penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Rima atau irama merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah atau pada akhir baris puisi. Tipografi atau perwajahan adalah bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan dan tidak memiliki pengaturan baris. Hal pertama yang terlihat menonjol ketika membaca puisi di atas adalah terdapat adanya persamaan bunyi di awal baris, yaitu pada kata 'dalam'. Oleh karena itu, unsur fisik yang paling dominan dalam puisi di bawah ini adalah rima. Dengan demikian, unsur fisik yang paling dominan dalam puisi di bawah ini adalah rima.